Di artikel kali ini saya tidak ingin berbagi tips, trik, atau tutorial, melainkan akan berbagi pengalaman saja. Yaitu berbagi pengalaman HP apa saja yang sudah pernah saya pakai sejak pertama kali kenal dan beli HP. Mungkin sudah cukup lama saya mengenal HP, tapi bukan orang paling lama loh ya, soalnya sewaktu masih sekolah, saya yang belum sama sekali blas kenal HP tapi teman ada beberapa yang sudah pegang HP. Dan waktu itupun saya tidak tertarik sama sekali apa itu HP, maklum waktu itu keadaan ekonomi keluarga masih di bawah standar dan belum sama sekali melek teknologi apalagi HP.
Jadi ceritanya tahun 2004 saya baru diperkenalkan dengan HP dan baru pertama kali punya HP, berapa tahun ya dari sekarang? Kurang lebih 14 tahun yang lalu ya. Itu juga karena waktu itu saya sudah memiliki penghasilan sendiri (baru pertama kerja), yah walau cuma 400 ribu sebulan tapi cukup buat beli HP murah, hehehe curhat ya pokoknya ini. Dan gaji pertama saya itu saya dedikasikan untuk sebuah HP, waktu itu di tempat kerja makan sudah ditanggung perusahaan 3x sehari, jadi walaupun misal tidak pegang duit pun masih bisa hidup (dulu masih belum merokok). Jadi duit gaji waktu itu langsung saya belikan HP merk Siemens, anak jaman now pasti ada yang tidak kenal merk Siemens kan? Dulu merk ini masih bisa bersaing dengan merk handphone lain semisal Nokia, Sony Erricsson, dan kawan kawan. Jadi HP pertama saya adalah Siemens C60, harganya waktu itu 600 ribuan. Eh, berarti bukan gaji pertama ya, mungkin gaji kedua, lupa soalnya. Oke saya jadikan daftar saja ya, berikut adalah HP yang sudah pernah saya beli dan pakai sejak tahun 2004.
1. Siemens C60
HP ini adalah HP pertama kali yang menemani saya di tahun 2004, pertama ksli punya HP. Dulu beli HP tidak perlu tahu spek, yang penting bagus, layar warna, dan harga masuk kantong, sudah langsung ambil. Dulu layar warna juga masih jadi pilihan, ada yang warna 4000 warna, ada yang 12 ribu warna, itu yang jadi pilihan. Kalau yang Siemens C60 ini kayaknya masih 4000 warna deh. Mau tahu wujud HP Siemens C60? Nih saya ambilkan dari Google.
Yak, punya saya yang warna biru muda itu sama persis. Dulu HP Siemens ini banyak yang menyebutnya HP uleg uleg, karena bentuknya yang mirip ulegan sambel itu, lonjong. Dulu dapat HP ini beli second/ bekas dengan harga masih ingat betul saya yaitu 600 ribu, masih ada garansi resmi 6 bulan.
Ada sedikit masalah sih, beberapa hari digunakan layar kadang mati kadang hidup, lampu LCD nya. Langsung bawa ke Service Center Siemens, langsung dicek dan bilangnya mau diganti mesin. Nunggu 3 hari baru diambil dan memang benar diganti mesin karena IMEI pun ikut berubah. Pikir saya waktu itu “Wah mantep nih service center nya, keluhan dikit langsung ditangani bahkan sampai ganti mesin, salut deh”. Seiring bergantinya waktu dan bergantinya HP, Siemens C60 ini saya kasih ke adek. Dan selama beberapa bulan bersama dia, HP hilang dicopet saat naik bus. Oke diikhlasin saja.
2. Nokia 6610i
Yak, HP kedua yang pernah saya pegang adalah Nokia 6610i. Kalau tidak salah tahun 2005, belum ada setahun saya punya Siemens C60. Dulu Nokia adalah brand besar, HP pertama saya pilih Siemens karena harga lebih murah, dan pastinya Nokia lah yang memiliki harga lebih mahal daripada merk lain, tapi Nokia tetap jadi brand besar waktu itu. Jadi seiring berjalan waktu, saya sudah kerja di tambang batu bara, dengan gaji yang lumayan lah Alhamdulillah. Ada teman nawarin HP Nokia 6610i ini, bekas, tapi masih bagus jos mulus. Kalau tidak salah sih waktu itu dia nawarin harga 1,1 juta. Oke saya bayar, karena waktu itu memang saya pengen banget punya HP Nokia, dan akhirnya keturutan. Nih bentuknya Nokia 6610i.
Dulu Nokia terkenal dengan getar nya yang bisa bikin HP “menari”. Ya, beberapa nada dering (poliponik) dari HP Nokia ini bisa membuat HP menari jika ditaruh berdiri. Begitupun dengan Nokia 6610i ini. Ndeso banget sih waktu itu, saya suka memainkan nada dering sambil taruh HP berdiri, eh bisa gerak sendiri serasa menari, wkwkwkwkwk, jadi ketawa. HP Siemens mana bisa ditaruh berdiri orang bentuknya lonjong. Sering download berbagai macam ringtone lewat internet sampai habis pulsa banyak pokoknya. Dulu sinyal internet masih sebatas GPRS, EDGE itu sudah sangat cepat. Kuota internet 5MB itu bisa dipakai beberapa hari, sekarang 5MB setengah detik habis.
Lupa saya bagaimana nasib nih HP. Bagaimana ending terakhir, apakah rusak, saya kasih ke adek atau apa saya lupa kalau yang 6610i ini.
3. Nokia 3250
Nah HP ketiga saya lebih elit lagi, Nokia 3250 Express Music. Ini adalah HP Nokia seri musik pertama yang diluncurkan Nokia, dan ini merupakan HP Nokia seri musik pertama yang saya miliki, kalau tidak salah awal 2006. Ada teman juga yang nawarin HP dengan kredit, bayar dua kali atau tiga kali gitu. Pokoknya kerja di tambang batu bara itu duit sisa sisa. Bukan sombong atau apa sih ya, kami kerja di tengah hutan, tidak ada hiburan sama sekali, mall, tempat hiburan lain, itu blas, namanya juga hutan, makan ditanggung perusahaan 3x sehari, jadi duit gaji kalau dipikir pikir kan utuh. Nah, salah satu pelampiasan untuk menghabiskan duit gaji ya waktu cuti pulang ke rumah sama buat beli barang elektronik seperti HP ini, sisanya ditabung lah.
Jadi dulu selama kerja di tambang itu, minimal setahun itu bisa ganti HP, tahun depan ganti lagi, kadang kalau setahun ada model baru lagi ya ganti lagi. Dan waktu itu tabloid Pulsa selalu jadi bacaan menarik. Dulu internet belum seramai sekarang, dulu Tabloid Pulsa itu masih laris manis. Lihat info HP yang baru rilis langsung cek konter ada apa tidak stoknya, kadang sampai inden beberapa hari, mungkin pihak konter juga ambil barang dari Jakarta. Dan waktu Nokia merilis HP musik pertama Nokia 3250, tanya tanya ke temen ada yang sanggup orderin nih HP. Harga tepatnya sih lupa ya, tapi 2 jutaan deh kayaknya, 2,5 atau 2,7 lupa, atau 3 jutaan ya, suer lupa dah.
Pokoknya waktu itu Nokia 3250 masih ramai ramainya diperbincangkan karena merupakan HP seri musik pertama Nokia. Nokia 3250 Express Music ini juga menjadi saingan ketika Sony Ericsson mengeluarkan HP musik juga yaitu seri Walkman. Tapi jujur saja dari segi suara masih menang HP Sony Walkman, apalagi jika didengar lewat earphone bawaan Sony, jernih banget coy. Kalau Nokia 3250 itu waktu itu menang suara nyaring banget, yakin nyaring sendiri suaranya jika dibandingkan dengan SE (Sony Ericsson) Walkman.
4. Nokia 6120 Classic
Iya ini saya ingat betul, sebagai pecinta setia HP Nokia, gara gara Nokia merilis lagi seri terbaru yaitu Nokia 6120 Classic atau sebut saja Nokia 6120c, ini saya tertarik untuk membelinya. Kalau tidak salah dulu ceritanya ada 2 rilis baru Nokia yaitu Nokia 5700 dan Nokia 6120c, tahun 2007. Teman saya beli Nokia 5700, saya tidak mau kembar kan, saya beli yang ini Nokia 6120c. Nah, itupun saya rela harus keluar kota yang butuh waktu 5 jam untuk sampai ke sebuah konter yang sanggup menyediakan Nokia 6120c, dan itupun harus inden dulu. Nunggu sekitar 4 harian baru saya balik lagi ke konter untuk ambil barang.
Kenapa disebut “classic” lupa juga ya, tapi sepertinya dulu karena bentuknya yang klasik, mungil, tipis, desain mirip mirip ponsel Nokia seri jadul. Layarnya sebenarnya lebar sih, tapi tak selebar teman temannya. Nokia 6120c cukup lama menemani aktifitas tambang saya.
5. Nokia 5700 Express Music
Cerita berlanjut, di tahun yang sama 2007, karena saya kurang puas dengan Nokia 6120c dan setelah saya mencoba HP teman saya yang beli Nokia 5700 tadi, suaranya benar benar wah, nyaring, jernih, dah pokoknya Nokia 5700 menurut saya merupakan HP yang benar benar express music di masanya. Akhirnya saya pun kepincut untuk membeli Nokia 5700. Dan teman saya pun cuma bisa ketawa, mungkin pikirnya, ujung ujungnya kembar juga HP nya. Jadi sambil HP Nokia 6120c masih di tangan juga ada HP sampingan Nokia 5700.
Tapi cerita suram dan sedih terjadi di sini. Baru beberapa bulan menikmati merdunya suara Nokia 5700, gak sampai 4 bulan kayaknya, HP sudah lenyap diambil orang. Ceritanya waktu naik pesawat nih HP saya taruh di tas dan tas saya masukkan ke bagasi pesawat. Alhasil ada oknum bandara yang berhasil mencuri HP saya dari dalam tas. Saya menyadarinya waktu sudah meninggalkan bandara dan dalam perjalanan menuju tempat kerja. Dan ketika saya merogoh tas untuk ambil HP, deng deng, panik, gak ada HP di tas…., udah ikhlasin lah. Setelah kejadian ini baru ngerti kalau semua barang berharga jangan sampai masuk ke bagasi pesawat. Sebelumnya saya memang belum tahu karena masih pemula dalam perjalanan menggunakan pesawat.
6. Nokia 5730 Express Music
Sebenarnya saya bertahan dengan Nokia 6120c cukup lama, karena masih trauma dengan kehilangan Nokia 5700, setahun lebih saya gak beli lagi HP. Namun memang ketertarikan saya terhadap HP musik Nokia ini terus berlanjut. Ketika Nokia merilis seri Express Music terbarunya yaitu Nokia 5730 Express Music, tahun berapa ya, kayaknya 2009 deh, pokoknya saya update terus info HP dengan beli tabloid Pulsa. Nah saya langsung tertarik untuk cepat cepat meminang Nokia 5730 ini. Dulu Nokia merilis dua seri kalau gak salah yang pertama Nokia 5800 Express Music dan Nokia 5730 Express Music, bedanya cuma Nokia 5800 ini sudah touch screen, sedangkan Nokia 5730 masih model keypad namun bentuknya elegan. Dengan model slide dan dual keypad, satunya keypad biasa dan jika di slide akan muncul keypad qwerty. Nah karena pada waktu itu saya belum tertarik model touch screen, dan menurut saya lebih elegan Nokia 5730, maka saya ambil Nokia 5730.
Saya ingat betul juga yang ini, saking ngebetnya pengen minang Nokia 5730, saya suruh adek yang masih di Jawa untuk cari di konter sana (waktu itu posisi saya masih di tambang di hutan), cari sampai ketemu. Dulu belum kenal jasa expedisi, kalaupun sudah kenal susah juga mau kirim ke hutan. Cara kirimnya dengan nitip teman yang lagi cuti ke Jawa. Pulang cuti sambil bawakan HP Nokia 5730, seperti itulah. Nih HP harganya 3 jutaan lebih.
Dan jujur, Nokia 5730 ini masih saya pegang sampai sekarang. Sempat pada tahun 2013 nih HP sudah mulai rusak di LCD, bergaris di beberapa bagian, akibat ketekan waktu masuk kantong, karena waktu kerja sering banget masuk kantong terutama kantong celana, hingga LCD yang jadi korban, dan terakhir layar mati sama sekali gelap namun sebenarnya HP masih hidup karena bisa menerima dan melakukan SMS/telepon.
Dari 2013 sampai 2016 sempat saya anggurin nih HP, namun entah kenapa di 2016 saya tertarik untuk memperbaiki sendiri nih Nokia 5730, mungkin karena kurang kerjaan kali ya dan ada sedikit rasa kangen. Jadi saya beliin LCD lewat online, sampai belikan kabel fleksibel juga, baterai dan beli casing. Mungkin habis modal sekitar 500 ribuan dan akhirnya HP Nokia 5730 bisa kembali hidup dari mati suri, sampai sekarang, dan masih nganggur saja di dalam laci.
Oh ya, sebelum Nokia 5730 rusak, Nokia 6120c sudah duluan rusak seiring termakan usia, casing pada lecet, baterai gembung, dan akhirnya nganggur.
7. Samsung Galaxy Young seri pertama
Sebenarnya waktu pemakaian Nokia 5730, mungkin di tahun 2010, beberapa teman sudah ada yang menggunakan HP android. Namun waktu itu saya belum tertarik dengan yang namanya android, karena seperti yang saya jelaskan sebelumnya, saya gak tertarik dengan HP touch screen. Sampai pada akhirnya ketika HP Nokia 5730 rusak di tahun 2013 dan saya terpaksa harus segera beli HP baru lagi untuk kelancaran komunikasi. Dan waktu itu saya memutuskan untuk menjajal HP android. Pilihan saya tertuju pada HP android yang cukup murah yaitu Samsung Galaxy Young, waktu itu harganya kalau gak salah 900 ribuan.
Yak, Galaxy Young merupakan HP android pertama saya, sekaligus HP touch screen pertama saya. Butuh adaptasi memang untuk menggunakan HP touch screen ini. Dan waktu itu, pertama mempunyai HP android rasanya biasa saja lah, seperti punya HP Nokia pada umumnya.
8. Samsung Galaxy Ace 3 (3G)
HP android kedua yang saya miliki adalah Samsung Galaxy Ace 3 yang masih 3G. Jadi selama kurang dari setahun penggunaan Galaxy Young ini kok makin lemot saja, dan memang waktu itu saya gak begitu mudeng dengan HP android. Akhirnya karena gak tahan lemotnya, 2014 saya putuskan untuk ganti HP, dan pilihan ada pada Samsung Galaxy Ace ini karena harga cukup murah, 1,1 juta kalau tidak salah sih. Saya ingat betul, tahun baru 2014, saya bingung tahun baru apa ya yang harus baru di saya, oh iya HP saja yang baru, dan tepat tanggal 1 Januari 2014 saya berburu HP lagi ke konter.
Galaxy Ace 3 ini juga sampai sekarang masih berfungsi normal, masih sehat wal afiat, masih digunakan untuk anak menonton Youtube. Lumayan lah bisa jadi HP serep. Cuma karena internal memory yang sangat kecil 8GB itupun masih tersisa 4GB sisanya buat sistem. Internal memory 4GB di jaman now ini bisa buat apa? Nih HP sudah gak cocok untuk jaman now.
Lagi lagi, yang Galaxy Young saya kasihkan ke adek, wkwkwk adeknya dikasih bekas mulu.
9. HP Android Xiaomi
Ah gilak panjangnya nih curhat. Oke untuk mempersingkat waktu saja, di akhir 2014 saya tertarik dengan produk smartphone Xiaomi. Saya lupa darimana saya dapat info HP Xiaomi ini, yang jelas waktu itu yang jadi gembar gembor adalah Redmi 1s. Pokoknya waktu itu ada yang bilang kalau Redmi 1s ini sebenarnya merupakan ponsel paling murah di kelasnya. Misalkan spek setara dengan HP Samsung namun harga jauh di bawah HP Samsung. Dulu memang kalau mendengar “HP China” itu rasanya gimana gitu. Masalahnya sejak era Nokia sebenarnya juga HP China sudah bertebaran, namun tetap harga murah kualitas juga sebanding dengan harga, masih kalah jauh dengan kualitas HP Nokia. Jadi ketika dengar ada HP Xiaomi Redmi 1s ini juga masih ragu akan kualitasnya.
Namun saya memutuskan untuk untung untungan beli “HP China” Redmi 1s ini. Waktu itu Redmi 1s masih flash sale cara jualnya, dan dapatnya pun tidak sesulit flash sale jaman sekarang. Saya ikut pada flash sale kedua dan dapat Redmi 1s. Dan memang benar, walau ini merupakan HP China namun kualitas tidak diragukan, tidak seperti pada HP China sebelumnya di era Nokia.
Setelah pembelian Redmi 1s ini saya selalu tertarik dengan smartphone Xiaomi lainnya. Beberapa kali Xiaomi meluncurkan produk baru nya selalu saya ikuti. HP Xiaomi yang pernah saya jajal adalah Redmi 1s, Redmi Note, Redmi Note 2, Mi 4i. Yang saya lakukan adalah sistem beli jual beli jual. Beli Redmi Note jual Redmi 1s, beli Redmi Note 2 jual Redmi Note, begitu terus sampai sekarang. Namun HP Xiaomi yang masih setia menemani sampai sekarang adalah Mi 4i. Walau sudah agak lemot dan baterai agak boros, entah kenapa saya masih pakai sebagai HP utama.
Lanjut, biar lebih singkat dan gak harus diulas satu per satu, HP Xiaomi yang pernah saya punya dengan sistem beli jual adalah Redmi 3, Redmi Pro, Redmi 4 Prime, Redmi 4x, Redmi Note 4x, Redmi 5a, Mi A1, Redmi 5, terakhir adalah Redmi 5 Plus. Setelah Redmi 5 Plus ini penjualan produk baru Xiaomi terasa ghoib, sulit dapatnya di flash sale. Beberapa HP Xiaomi juga saya beli bukan dari flash sale melainkan beli di tengkulak yang harga jualnya bisa terpaut 300 ribuan lebih mahal dari harga flash sale. Ah pokoknya pasrah saja sudah beli HP murah di jaman now ini.
Oke, sekian dulu curhatan saya yang sangat panjang dan mungkin membosankan ini. Mudah mudahan curhat ini tidak dianggap pamer ya. Ada kalanya seseorang itu ingin bernostalgia ke jaman dulu. Dan saya cuma ingin berbagi nostalgia bersama pembaca blog ini. Beberapa cerita memang saya masih ingat betul dan maaf jika ada beberapa yang sudah lupa. Lalu bagaimana dengan anda? Silahkan corat coret di komentar ya, HP apa saja yang sudah anda punya dari awal kenal HP sampai sekarang. Mungkin ceritamu lebih asik daripada saya.
Keren agan tulisannya… Seolah membawa ingatan ke hp masa lalu.. Saya teringat hp pertama siemen t10, berganti nokia 3310, 3210, x2, soner walkman, oppo terakhir sekarang jatuh hati pada xiaomi. Benar awaknya sempat ragu kualitasnya tapi kalo sudah dipakai tidak kalah dengan brand korea hehe… Sekarang jadi mifans dari redmi note4, mi 5c, redmi pro dan redmi note 5 pro… Terima kasih gan atas tulisannya yang menginpirasi…