Banyak pengguna internet modem yang beranggapan bahwa sinyal yang bagus harusnya speed internet juga bagus. Sebenarnya ini adalah anggapan yang salah. Pada saat sekarang ini, kecepatan internet bukan lagi ditentukan dari bagusnya sinyal yang didapat, bukan kuat-kuatan sinyal, melainkan kualitas sinyal yang didapat. Banyak orang yang mengeluh karena speed internet lambat padahal dapat sinyal full 5 bar misal. Banyak terjadi kasus seperti ini, sinyal full internet lemot. Untuk memperjelas kenapa kasus ini bisa terjadi pertama lihat gambar berikut.
Jadi speed yang didapat dan sampai ke pengguna itu dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain: speed modem (spesifikasi modem), kondisi BTS, kepadatan trafik Network ISP, kepadatan trafik internet dan kondisi bandwidth server. Baik itu speed EVDO Rev A, EVDO Rev B, HSDPA, 3G dan sejenisnya hanya merupakan jaringan akses, tidak lebih dari modem ke BTS, sedangkan internet sendiri puluhan ribu kilometer jarakanya. Tapi speed modem itulah yang sebenarnya diusahakan agar dapat speed maksimal. Speed modem ini kita namai dengan DRC (Data Rate Control) Requested >> DRC Requested.
Pengertian Sinyal Interferensi dan DRC Requested
Dalam komunikasi data (wireless), sinyal yang diterima pengguna itu sebenarnya adalah gabungan dari sinyal yang digunakan untuk komunikasi (carrier) dan sinyal interferensi. Sinyal interferensi ini merupakan pengganggu yang dapat menyebabkan sinyal komunikasi data error/cacat. Semakin kuat sinyal interferensi maka semakin tinggi pula error komunikasi data yang ditransmisikan ke pengguna. Tingginya sinyal interferensi akan membuat modem mengurangi speed (DRC) untuk meminimalisir error rate.
Berikut gambaran sederhana untuk menjelaskan apa itu sinyal interferensi.
Gambar di atas merupakan gambaran sinyal yang dipancarkan tiap-tiap BTS secara teoritis saja. Pola seperti gambar di atas bisa terjadi andai saja berada di dataran kosong atau gurun pasir. Jika di kota-kota besar lain lagi karena di kota besar sudah banyak bangunan-bangunan besar yang menyebabkan tingkat gangguan sinyal lebih besar karena adanya Reflected Ray sinyal pantul. Sehingga kemungkinan akan terjadi pola yang tidak beraturan, tidak sama dengan gambar di atas. Nah, untuk penjelasan gambar di atas sebagai berikut.
Gambar 1 >> Setiap BTS memancarkan 3 buah sector, dikenal dengan nama PN (Pilot Number). Misalkan saja satu BTS memancarkan PN-A, PN-B dan PN-C, coverage suatu sector sering digambarkan segi enam untuk mempermudah dalam engineering network.
Gambar 2 >> Untuk lebih sederhananya jika dilihat dari gambar di atas, pola pancar sinyal tidak bisa segi enam, setiap sector (PN) akan beririsan dengan PN lain, pasti itu. Nah, di area irisan inilah pengguna akan mendapatkan 2 buah PN atau lebih, maka modem akan memilih sinyal PN terkuat sebagai carrier, sinyal PN lainnya adalah Interferensi (pengganggu).
Gambar 3 >> Terlihat ada area yang mendapatkan sinyal dengan interferensi rendah dan ada area yang mendapatkan interferensi tinggi. Perbandingan Sinyal Carrier dan Interferensi inilah yang digunakan modem untuk menentukan DRC Requested (speed modem). Penjelasan gambar 3 adalah sebagai berikut.
– Area 1 adalah area terbaik, dengan sinyal kuat dan interferensi rendah atau bahkan tidak ada interferensi sama sekali, DRC/Speed yang didapatkan akan tinggi.
– Area 2 adalah area dengan sinyal lemah akan tetapi interferensi yang didapatkan rendah, memungkinkan mendapatkan speed yang lumayan. Tapi jika lokasi terlalu jauh dari BTS maka speed yang didapatkan akan rendah pula dan rawan terjadi interferensi dari BTS lain (tetangganya).
– Area 3 adalah area dengan sinyal kuat tapi interferensi juga kuat, secara teori speednya akan rendah/sedang juga. Di area inilah kemungkinan anda berada, andai sinyal modem full tapi speed yang didapatkan sangat lambat, karena tingkat interferensi yang tinggi.
Relasi parameter-parameter yang mempengaruh speed, secara sederhana bisa digambarkan sebagai berikut.
Jadi sekarang anda sudah tau kan kenapa speed internet anda lemot padahal sinyal full. Kemungkina besar anda berada di area dengan interferensi yang tinggi. Di area ini modem akan mendapatkan 2 buah PN atau lebih. Nah untuk meminimalisir terjadinya lebih dari 2 PN ini maka anda diharuskan untuk melakukan pointing modem agar didapatkan hanya 1 PN. Salah satu caranya adalah menggunakan tool yang disebut QXDM dan QPST yang sudah saya jelaskan sedikit di artikel sebelumnya. Lihat juga artikel saya mengenai modem-modem apa saja yang sudah menggunakan chipset Qualcomm dan bisa menggunakan QXDM.
Like this.
Sepertinya lokasi saya berada di Area 3… 🙁
Sinyal Full Bar tapi koneksi kadang lelet, bahkan kalo PING ke Google.co.id -t suka diselingi "Request time out" lama sblm kembali ke normal 🙁
Ada permasalahan lain nih, kalo Sinyal tetep selalu Full Bar, tapi info di Modem Received Rate tiba-tiba suka drop ke 0.00 kbps, walhasil internet mati di tengah jalan, jadi harus disconnet-connect dulu.
Hal spt ini bisa terjadi beberapa kali dalam sehari. Kenapa itu ya penyebabnya? Oya, saya pengguna Operator No. 1 di Indonesia (katanya) 😀
bener, bener
nais post gan… matur basi gan.. eh salah matur nuwun 😀
NICE POSS
(y)
betul itu………….. ane sih ada d area 2(gbr3)………. agan" yg laen area mana?
Informasinya sangat berguna .. thanks 🙂
bingung gan
ah…pusing…sy ndak ngerti apa2 pokoknya klo untuk mengunggah gampang ya berarti beres klo ngak ya berarti susah.bayangkan sy sehari hanus mengunggah poto minim 20 buah,klo lagi nggak sampai 1jam selesai tp klo lagi ngadat 3kali saja merem melik dan banyak ngadatnya
manteb mas,saya di pedalaman bisanya cuma pake modem ceria zte wireles,kadang ok kadang lemot,tolong mas selain ceria yg bisa buat daerah pedalaman modem apa ya,yg pake antena 🙁